ARTIKEL SISWA




3 PILAR UTAMA AKHLAK ISLAM
Pentingnya akhlak
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ  قَالَ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم

 « أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا »   

رواه الترمذي

سنن الترمذى - (ج 5 / ص 5)

Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik akhlaqnya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaqnya kepada istrinya

(hr. Tirmidzi)



عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَىَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّى مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَىَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّى مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ »

 رواه الترمذي

Sungguh diantara kalian yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku di hari Kiamat ialah yang paling baik akhlaqnya. Dan sungguh yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya denganku di hari Kiamat ialah orang yang banyak omongnya, kasar omongnya dan sombong.

(hr. Tirmidzi)

1. العدل

v   Komitmen dengan kebenaran, selalu bersikap adil dalam setiap urusan hidup, jauh dari kedhaliman, kebencian dan permusuhan

v   إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ

v   (النحل: 90)        Sesungguhnya Allah menyuruh kalian

 berbuat adil dan ihsan (An-Nahl: 90)



عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا وَمَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

رواه البخاري



…Demi Allah, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, aku pasti memotong tangannya.

2. الْحَيَاءِ

صحيح البخاري - (ج 1 / ص 40)

عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنْ الْإِيمَانِ

Rasulullah saw melewati seseorang dari kaum Anshar yang sedang menasehati saudaranya tentang malu.

Rasulullah saw bersabda, “Biarkan, sebab malu itu bagian dari iman.” (hr. Bukhari



عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « اسْتَحْيُوا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ ». قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لَنَسْتَحْيِى وَالْحَمْدُ لِلَّهِ. قَالَ « لَيْسَ ذَاكَ وَلَكِنَّ الاِسْتِحْيَاءَ مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى وَتَحْفَظَ الْبَطْنَ وَمَا حَوَى وَتَتَذَكَّرَ الْمَوْتَ وَالْبِلَى وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ ».

سنن الترمذى - (ج 9 / ص 335)

“Malulah kepada Allah dengan sebenar-benar malu”

“Bukan begitu, tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu ialah

bila kamu bisa menjaga kepala dan apa yang dipikirnya, dan bisa menjaga perut dan apa yang didalamnya, dan kamu mengingat kematian dan kebinasaan, dan barang siapa menginginkan akhirat, ia pasti meninggalkan hiasan dunia. Barang siapa melaksanakan hal ini, maka ia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu.”(hr. Tirmidzi).

الحلم 3

Kemampuan untuk mengendalikan diri ketika marah, sabar ketika mendapat musibah, namun bukan karena lemah fisik maupun mental dengan harapan memperoleh ridha Allah swt.



عنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ عَلِّمْنِى شَيْئًا وَلاَ تُكْثِرْ عَلَىَّ لَعَلِّى أَعِيهِ. قَالَ « لاَ تَغْضَبْ ».

Dari Abu Hurairah ra, ada seseorang  datang kepada Nabi saw dan berkata: Ajari aku sesuatu dan jangan banyak-banyak agar aku bisa memahaminya. Lalu beliau bersabda, “Jangan marah.”(hr. Tirmidzi)



أن عمر بن عبد العزيز دخل المسجد في أحد الليالي ، وكان مظلما لا نور فيه فعثر برجل نائم ، فرفع الرجل رأسه إليه وقال : أ مجنون أنت ؟ فقال عمر بن عبد العزيز : لا ، فهم   الشرطي الذي كان يصحبه بضرب الرجل ، فقال له عمر : (لا تفعل إنما سألني أ مجنون أنا ؟ ، فقلت لا )

Suatu malam, Umar bin Abdul Aziz masuk masjid. Saat itu gelap. Akibatnya, secara tidak sengaja menginjak orang yang sedang tidur. Orang itu mengangkat kepalanya dan membentak: Apa kamu gila?! Lalu Umar menjawab: Tidak.Polisi yang bersama Umar hendak memukul orang itu, namun dicegah oleh Umar seraya berkata,”Jangan. Orang ini kan  hanya bertanya: apakah aku gila? Dan aku sudah menjawabnya: Tidak.” 




4 golongan yang mendapat petunjuk
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamiin Asyhaduanlaa ilaaha illallah wa asyhaduanna muhammadarrosulullah.allahumma sholli ala Muhammad.amma ba’du

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada habibana wanabiyyana , Muhammad SAW. Beserta keluarga, shahabat, dan para pengikutnya sampai akhir jaman

Saya akan menyampaikan judul 4 golongan yang mendapat petunjuk Allah SWT

Hadirin yang dirahmati Allah SWT

Manusia akan senantiasa dalam keselamatan apabila dalam petunjuk Allah SWT. Oleh karena itu kita harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk meraih petunjukNYA, tentunya dengan amal saleh yang sudah diajarkan Allah dan rosulnya. Rosulullah SAW pernah bersabda yang artinya:

“ Barang siapa diuji lalu sabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar, maka bagi mereka tergolong orang yang memperoleh petunjuk” ( HR Baihaqi )

Hadirin dan hadirat,teman-teman yang dimuliakan oleh Allah Swt,

Berdasarkan hadist di atas, ada 4 hal yang menyebabkan manusia mendapat petunjuk Allah SWT yaitu sebagai berikut :

1.    SABAR DALAM UJIAN

2.    SYUKUR DALAM PEMBERIAN

3.    MEMAAFKAN PELAKU ZALIM

4.    TOBAT ATAS KEDZALIMAN

Hadirin dan hadirat,teman-teman yang dimuliakan oleh Allah swt.

Marilah kita menjadi hamba Allah yang selalu dalam petunjuknya sampai kita kembali kepadanya nanti dalam keadaan berislam dan berserah diri kepadanya

Hadirin

Demikian tausiyah singkat yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya saya mohn maaf yang sebesar – besarnya.

Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh

Ketika Cermin Berdebu

 Hati manusia ibarat sebuah cermin. Sebuah cermin yang bersih akan terlihat berkilat dan jernih. Cermin seperti ini bisa menerima dan memantulkan cahaya yang datang.  Juga bisa untuk bercermin bagi seseorang yang berada dihadapannya.
Berbeda dengan cermin yang berdebu. Cermin seperti ini akan terlihat suram dan kotor. Cermin seperti ini tidak bisa menerima dan memantulkan cahaya yang datang. Juga tidak bisa atau kurang memuaskan untuk seseorang bercermin padanya.
Begitulah hati manusia. Jika hati bersih maka akan mudah seseorang menerima pengajaran, nasihat dan hidayah. Karena hati yang bersih adalah tempat segala kebaikan. Tempat cahaya masuk.
Hati yang kotor sukar menerima pengajaran dan nasihat. Bahkan tidak jarang membenci dan memusuhi kebaikan. Jika seperti ini maka hidayah menjadi terhalang untuk masuk. Maka bersyukurlah bagi siapa yang bersih hatinya.
Selayaknya cermin yang jernih harus selalu dibersihkan dengan cara mengelapnya. Begitu pula hati. Hati harus dicuci dengan taubat. Dikeringkan dengan amal ibadah dan ketaatan. Diwangikan dengan dzikir. Dari sana akan muncul tampilan luaran yang menarik dan mempesona. Yang kita kenal sebagai akhlakul karimah atau budi pekerti yang mulia.
Karena semua perbuatan bersumber dari hati. Perbuatan yang baik muncul dari hati yang bersih. Perbuatan jahat dan maksiat timbul dari hati yang kotor. Sebagaimana sabda nabi SAW:
“Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal darah, kalau itu baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah bahwa ianya hati”. (dari hadits 40 Imam Nawawi).
Menurut Ibnul Qayyim Al Jauzi, hati manusia digolongkan menjadi tiga bagian:
Pertama, Hati yang sehat (Qolbun Salim). Hati yang sehat adalah hati orang beriman. Hati ini adalah hati yang hidup, hati yang bersih, penuh ketaatan, terang dengan cahaya petunjuk ilahi, tempat bernaung nafsul mutmainnah (jiwa yang tenang). Hidup di dunia dengan ketenangan, meninggal dalam ketenangan dan di akhirat akan datang kepada Allah juga dengan ketenangan.
Kedua, hati yang sakit (Qolbun Maridh). Hati ini sakit karena banyak debu dan noda kemaksiatan. Pada kotoran yang melekat itu berkembang kuman yang akhirnya memangsa hati yang asalnya suci. Hati ini biasanya dimiliki oleh kebanyakan orang Islam. Mereka mengetahui kebenaran namun berat melaksanakannya. Kadang-kadang juga masih melanggar larangan Allah dengan berbuat maksiat atau kejahatan. Mereka melakukan amal ibadah seperti shalat, puasa, zakat, baca al Qur’an dan amalan lainnya. Namun masih juga mau menipu, riya, memfitnah, korupsi , pergi ke dukun atau berbagai maksiat yang lain.
Maka berhati-hatilah dari memiliki hati yang sakit seperti ini. Semua amalan kebaikan bisa-bisa hangus oleh amalan maksiat dan kejahatan, sebagaimana api memakan kayu bakar. Sia-sialah apa yang diusahakan di dunia. Di akhirat menjadi manusia yang merugi. Rugi karena timbangan amalan jahat lebih berat dibandingkan amalan kebaikan.
Jika terindikasi hati ada penyakit, segeralah diobati. Jangan sampai terlambat sehingga nyawa sudah di tenggorokan. Pada masa itu pintu taubat sudah tertutup. Saat sekarang ini, ketika masih diberi umur yang panjang, segeralah bertaubat.  Pintu taubat dibuka lebar oleh Allah. Pintu taubat seluas langit dan bumi.
“Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Ketiga, hati yang mati (Qolbun Mayyit). Inilah hatinya orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Hatinya gelap, tertutup dan mati. Tidak ada cahaya sedikit pun jua. Isinya hanya pengingkaran kepada fitrah, benci kepada ketaatan, memusuhi orang beriman dan berusaha menyesatkan atau mengajaknya untuk mengikuti mereka. Hanya hidayah Allah yang bisa menghidupkan hati mereka.
Demikianlah sedikit uraian mengenai hati. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu membersihkan hati. Sehingga hati kita menjadi bersih dan sehat (Qolbun Salim). Dengan hati yang sehat kita memiliki jiwa yang tenang (nafsul muthmainnah). Yang kelak akan kembali kepada Allah dengan limpahan ridhaNya.
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr: 27-28).


SAAT KU BERWUDHU

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Saat kubersihkan MULUTKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga MULUTKU dari OMONGAN yang memfitnah, menggunjing, membuka aib orang lain, mengumpat dan memanggil seseorang dengan perkataan buruk ...

Saat kucuci LUBANG HIDUNGKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga LUBANG HIDUNGKU dari setiap NAFAS yg melupakan NIKMAT &
SYUKUR akan kehidupanku kepada Allah SWT ...

Saat kubasuh MUKAKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga MATAKU dari PANDANGAN yang MAKSIAT dan NAFSU, dan kubersihkan WAJAHKU dari SENTUHAN yang bukan muhrimku...

Saat kubasuh TANGANKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga TANGANKU dari perbuatan MENGAMBIL dan MEMEGANG yang BUKAN hak ku, menyalahkan orang lain, dan MEMUKUL seseorang dengan dzalim ....

Saat kubasuh KEPALAKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga OTAKKU dari PIKIRAN KOTOR dan MAKSIAT, ANGAN-ANGAN kosong, PRASANGKA BURUK terhadap manusia dan Allah, ...

Saat kubasuh TELINGAKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga TELINGAKU dari PENDENGARAN OMONGAN BURUK dan TIDAK BERMANFAAT, dan SUARA yang MENGAJAK pada KESESATAN dan KEMUNGKARAN ...

Saat kubasih KAKIKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga KAKIKU dari LANGKAH-LANGKAH yang MENUJU ke tempat-tempat MAKSIAT, MENGINJAK dan MENENDANG seseorang dengan DZALIM ...

Berdoalah disetiap sentuhan WUDHU yang dilakukan, agar Allah senantiasa membersihkan dosa-dosa perbuatan fisik kita, dan selalau menjaga kesucian wudhu kita.

“Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yg bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang bersuci”.

Semoga aku dapat "BERWUDHU" dengan sebenar-benarnya, Amin.





Assalamualikum warohmatullahi wabarokatuh



Alhamdulillahirobbil’alamiin Asyhaduanlaa ilaaha illallah wa asyhaduanna muhammadarrosulullah.allahumma sholli ala Muhammad. Amma ba’du.
Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada habibana wanabiyyana , Muhammad SAW. Beserta keluarga, shahabat, dan para pengikutnya salam akhir jaman.
Saya akan menyampaikan judul Wanita Sholihah
Hadirin Rohimakumulloh
Kehidupan dunia adalah perhiasan. Maksudnya, bahwa dalam kehidupan di dunia ini banyak berisi hal-hal yang menarik dan menyenangkan bagi manusia. Namun dari sekian banyak hal yang menarik dan menyenangkan itu, tidak ada yang lebih menarik dibandingkan dengan wanita yang sholihah.
Kaum muslimin wal muslimat
Rasululloh bersabda : “ADDUNYAA MATAA-UN WA KHOIRU MATAA’IHAA ALMARATUSH SHOOLIHAH.”
Artinya :” dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim dan Nasa-i)
Hadirin yang dimulyakan Alloh
Ingat, kecantikan akan pudar dimakan usia, harta bisa musnah seketika, tetapi ketaatan beragama tidak akan hilang selama-lamanya.
Hadirin !
Itulah yang bisa saya sampaikan. Kekurangan dan kelebihannya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalam mualaikum warohmatullahi wabarokatuh

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFILE SD MULTILINGUAL ANAK SALEH

KEGIATAN SD Multilingaul Anak Saleh

BROSUR PENERIMAAN MURID BARU